Petunjuk Praktis untuk Peneliti
Sosial
James Jaccard & Jacob Jacoby
Hanafi Pelu
(181061001001)
Setelah
membaca buku yang dituliskan oleh James Jaccard
& Jacob Jacoby tentang Teori Konstruksi dan Model Building, maka saya
sebagai pembelajar memberikan pendapat, peran utama sebuah teori dalam ilmu sosial
belm pasti sampai sekarang. Para ilmuan merumuskan teori, mengujinya, menolak,
memodifikasi, dan menggunakan teori-teori tersebut sebagai petunjuk untuk
memahami dan memprediksikan tentang peristiwa di sekitar mereka. Sehingga buku
ini diawali dengan memperkenalkan konsep dasar dan hakekat ilmu serta pemahaman
terhadap sesuatu dengan mengembangkan gagasan tentang konsep dan peran utama
sebuah konsep dalam teori tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang
strategi-startegi utama dalam mengembangkan sebuah teori. Seperti Albert
Einstein memulainya dengan pernyataan bahwa ilmu pengetahuan merupakan
penjabaran dari hasil cara berfikir sehari-hari sehingga dapat memahami tentang
makna apa itu realita.
Pandangan tradisional yang dikenal dengan realism mengatakan
bahwa keberadaan realita terlepas dari keberadaan manusia, karena ada factor
eksternal diluar manusia untuk membandingkan objek-objek yang ada pada fakta
alamiah dan hukumhukum. Sebaliknya, pandangan sosial contructionist berpendapat
bahwa realita adalah hasil konstruksi dari fikiran-fikiran manusia yang terikat
dengan waktu tertentu dan konteks sosial, dan realitas itu akan berubah sesuai
dengan perubahan konteks sosial. Disamping itu, terdapat pandangan hyphotetical
realism mengatakan bahwa realitas itu bersifat heuristic device, artinya
sesuatu yang dapat membantu manusia utnuk mengorganisasikan fikiran-fikirannya
dan berfikir tentang sesuatu itu untuk mencapai tujuan dan objektif tertentu.
Dengan kata lai, menurut mereka bahwa realitas itu boleh saja ada atau tidak,
akan tetapi dengan menggunakan pendekatan dan mencoba
memahami keberadaan dunia sekitar kita. Pandangan ini secara etimologi
disebut juga dengan pragmatism. Untuk mengetahui realita tentunya melalui
pengalaman-pengalaman yang begitu kompleks, karena kejadian-kejadian itu begitu
unik dan berubah-ubah serta serta kadang pengalaman itu tidak akan terulang dan
samar-samar. Sehingga dibutuhkan konseptualisasi yaitu menggunakan proses
pemikiran dan meringkas pengalaman itu dalam sebuah konsep dalam memori dan
mengembangkannya untuk mendiskripsikan sesuatu yang belum dialami.
Tingkatan dasar dari Understanding (pemahaman) disebut dengan
indentifikasi. Sesuatu itu difahami ketika kita dapat mengidentifikasikannya
dengan menggunakan konsep yang ada dalam fikiran untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan pengalaman. Dengan konsep, abstraksi dapat
digeneralisasikan, melingkupi kemungkinan-kemungkinan umum, bersifat
hypothesis, konsep itu dapat dipelajari, berfungsi sebagai sosial sharing,
berorientasi pada realitas atau fungsi, dan kunstruksi itu dapat dipilih dan
dipilah mana yang terbaik. Konsep dapat membantu kita untuk memperoleh beberapa
pemahaman dasar terhadap realita. System konspep sebagai dasar untuk memahami
dunia dengan cara mengidentifikasi, mendiskripsi, membandingkan atau membedakan,
mengklasifikasi, dan memisahkan ata memilah pengalaman-pengalaman atau
fenomena. Cara berfikir ilmiah dari konsep-konsep ini dijadikan sebagai
hypotesis dan diuji melalui observasi sehingga mampu mengkonstruksikan sebuah
teori.
Ilmuan sosial banyak sekali yang telah mendefinisikan teori,
misalnya; Kaplan (1964) mengatakan bahwa teori adalah konstruksi dari symbol.
Simon & Newell (1956) menyatakan bahwa teori adalah seperangkat penyataan
atau kalimat. Sedangkan Hollander (1967) mengatakan bahwa teori terdiri dari
satu atau lebih penyataan atau proposisi yang menganalisa hubungan antara
variabel. Meskipun berbeda-beda namun dapat dikatakan bahwa teori haruslah
terdiri dari konsep-konsep dan hubungan antara konsep-konsep itu. Dengan
sederhana dapat dikatakan bahwa teori adalah seperangkat pernyataan tentang
hubungan timbale balik antara dua atau lebih konsep atau konstruk. Domain
konsep ini kadang disebut dengan Model. Model terdiri dari teori-teori atau
versi penyederhanaan dari teori-teori atau merepresentasikan kesesuaian antara
dua atau lebih teori atau teori-teori itu justru merepresentasikan interpretasi
dari model. Istilah lain yang kadang digunakan oleh ahli sosial untuk teori
ilmiah adalah Hypothesis yaitu pernyataanpertanyaan dari teori-teori yang
secara empiric dapat diuji apakah diterima atau ditolak. Teori itu dikatakan
baik jika mempunyai kegunaan (utility) dan manfaat sebagai petunjuk terhadap
apa yang dialami di dunia ini. Semua itu akan diperoleh melalui kreatifitas
dalam membuat proses itu lebih bermakna dan menghasilkan ide-ide yang baik dari
orang-orang yang kreatif dalam menggunakan ide-ide kreatifnya dengan
proses-proses yang juga kreatif.
Robert Wyer seorang
psycohologis yang mengkaji fenomena pemerosesan informasi. Teori pemrosesan
informasinya menekankan pada tujuh tahap, yaitu; perhatian pada informasi
ketika ditemukan, menginterpretasi atau mengorganisasikan informasi, membangun
implikasi dari informasi, menyimpan informasi dalam memori, mengingat kembali
informasi, mengintegrasikan informasi yang diingat kembali, dan menerjemahkan
suatu keputusan terhadap respon. Fenomena-fenomena ini sangat membantu untuk
memikirkan suatu konsep baru, atau mengkonstruksikan, atau membuat
hubungan-hubungan diantara konsep.
Ketika ingin merumuskan
sebuah teori, para ahli biasanya akan berhubungan dengan konsep yang abstrak.
Dalam proses pengteorisasian, mereka juga biasanya mencoba membuat keseimbangan
antara yang spesifik (wilayah yang lebih sempit) dan abstrak (konsepnya buram).
Proses yang digunakan untuk mendefinisiulangkan konsep yang buram dinamakan
instantiation yaitu proses yang disengaja untuk menghubungkan konsep yang
specific dan abstrak guna membantu dalam mengklarifikasikan makna, dengan kata
lain, menjadikan konsep yang masih abstrak semakin konkrit.
Para ahli sosial kadang
menemukan atau menciptakan variabel sebagai tujuan membangun teori baru. Mereka
juga menggunakan bermacam strategi untuk menciptakan variabel. Salah satu
strateginya adalah menerjemahkan variabel tingkatan individu, misalnya etnis,
lingkungan, kontekstual yang merepresentasikan persepsi. Ketika mengkonstruksi
suatu teori, haruslah menjelaskan secara jelas (harapan) adanya hubungan
diantara setiap konstruksi dengan menggunakan strategi yang tepat untuk
mengklarifikasi hubungan teoritis dalam bentuk quntitatif. Termasuk juga
penggunaan hypothesis yang memungkinkan perumusannya dalam table. Seorang
peneliti harus meneliti dengan seksama atas setiap hubungan yang ada pada teori
dengan cara eksperimentasi dan mencoba untuk menjelaskan secara logis serta
alasan yang tepat
terhadap tujuan hubungan tersebut.
Pengkonstruksian teori
dapat dilakukan dengan cara causalitas yaitu melihat hubungan sebab akibat dari
setiap variabel. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu;
mengidentifikasi hasil dari variabel yang diinginkan, menggunakan bentuk
heuristic untuk mengidentifikasi dua atau tiga penyebab dari hasil tersebut,
mengembalikan penyebab langsung pada pengaruh sedang menggunakan cara heuristic
atau penyebab dari penyabab heuristic. Setiap bentuk teori yang telah
dikembangkan haruslah disesuaikan dengan analisa statistic yang disebut dengan
Structural Equation Modeling (SEM). SEM ini cenderung digunakan pada desain
penelitian corelasi atau observasi alami dibanding eksperimentasi, dan SEM ini
juga digunakan dalam penelitian ekperiment. Strategi mengkonstruksi teori dalam
penelitian untuk menguji teori atau bagaiman memilih data untuk dianalisa.
Model matematika
merupakan suatu kerangka yang baik dalam mengkonstruksi teori. Model ini
menekankan pada pemikiran terhadap definisi fungsi atau bagaimana untuk menggambarkan
hubungan diantara variabel dengan istilah matematika. Fungsi adalah untuk lebih
mengkhususkan bagaimana input variabel dioperasionalkan secara matematis terhadap
hasil yang diciptakan. Salah satu fungsi matematis yang sering digunakan dalam
ilmu sosial adalah fungsi linier yang memiliki dua penyesuaian secara constant
yaitu slope dan intercept. Intercept adalah hasil nilai dari fungsi dimana
input X sama dengan Nol, dan Slope adalah perubahan pada hasil yang diberikan
oleh 1 unit yang menambah nilai pada X. model matematika sangat bervariasi pada
bentuk metrics dimana tertumpu pada variabel input. Variabel metrics ini dapat
mempengaruhi jenis Fungsi yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar
variabel dan bagaimana pengukuran variabel itu diinterpretasikan. Fungsi dapat
saja dimanipulasikan melalui prubahan bentuk dan dapat dikombinasikan dengan
bentuk fungsi yang baru.
Untuk merepresentasikan
system fungsi atau proses yang merupakan perangkat dari fungsi terhadap yang
lain maka dibutuhkan simulasi. System yang original yang mana mampu
menstimulasi sesuatu atau seseorang disebut dengan system criteria, dan
representasi nonoriginal system disebut dengan simulation. Simulasi dapat
menjadi instrument yang efektif dalam membangun sebuah teori, khususnya
pemusatan masalah pada system criteria yang sangat kompleks dan dinamis.
Simulasi penelitian membantu dua fungsi dasar, yaitu; membangun dan
mengklarifikasi teori-teori, dan menguji teori. Salah satu cara nyata dimana
simulasi memberikan kontribusi terhadap proses pengkonstruksian teori adalah
dengan cara memaksa para ahli teori untuk terikat pada focks analisis terhadap
system kategorisasi yang telah diarahkan. Simulasi juga memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori yaitu dengan pelaksanaan ekperimentasi secara
nyata. Penggunaan simulasi dalam pengembangan teori ini tentunya tidak lepas
dari banyak kritikan.
Suatu pendekatan penting
konstruksi teori adalah grounded (dasar) atau pengembangan teori. Meski metode
analisis scientific yang dominan pada bidang ilmu sosial yang didasarkan pada
kerangka konfirmatory (yaitu, penggunaan data untuk menguji teori). Pengembangan
teori menekankan pada proses pembiaran teori itu muncul dari data, teori dasar
(grounded teori) adalah penggabungan hasil kerja Glaser dan Strauss (1967)
denga pendekatan baru yang menekankan pada hubungannya dengan teori symbol
interactionis. Konstruksi Grounded teori biasanya dimulai dengan pembuatan
kerangka terhadap masalah penelitian. Data yang dikumpulkan kemudian
dikomentari, biasanya menggunakan bentuk data kualitatif. Metode yang digunakan
mencakup dokumentasi penelitian, observasi langsung, wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur, focks pada grup, dan bentuk etnografi. Setelah menganalisa
data yang ada, pada ilmuan menciptakan teori formal. Strategi yang umum
digunakan oleh para ahli grounded teori adalah mempresentasikan teori dalam bentuk
proposisi, kesimpulan kemudian mengelaborasi beberapa argument untuk mendukung
proposisi yang ada dan kesimpulan.
No comments:
Post a Comment